Oleh: Nerisa Amanda Trisna

Pada suatu hari terdapat desa yang mengalami kemarau berkepanjangan.

Di desa tersebut terdapat penduduk yang mengalami kesulitan pangan dan air bersih. Salah satu penduduk bernama Bu Trisna. Ia mempunyai anak bernama Juni. Juni adalah anak yang ramah, baik hati, rajin, suka berteman, suka menolong, dan menabung. Pada suatu hari Bu Trisna berpesan ke Juni untuk mengambil air. Juni mengangguk lalu tidak membuang-buang air.

Juni mempunyai kakek yang bernama Nike. Nike adalah seorang yang gagah dan pintar berburu di hutan. Saat itu Nike akan pergi ke hutan untuk berburu. Sebelum pergi Juni memohon kepada kakeknya untuk ikut berburu. Kakeknya pun mengizinkan Juni untuk ikut.

Mereka berpamitan kepada keluarga lalu pergi ke hutan. Di dalam hutan mereka melihat seekor kelinci yang sedang terikat di batang pohon. Mereka segera menolong kelinci tersebut.

“Kakek ini kelinci terikat, kasihan. Kita harus menolongnya.” kata Juni.

“Baiklah kita harus menolong seekor kelinci ini,” kata Nike.

Setelah menolong kelinci mereka melanjutkan perjalanan. Setelah cukup jauh mereka kelelahan, mereka beristirahat. Saat beristirahat mereka mendengar suara gemericik air yang tidak jauh dari tempat beristirahat mereka. Mereka pun menghampiri suara tersebut dan benar saja terdapat sungai dengan air yang sangat jernih. Mereka sangat senang dan gembira karena mereka tidak kesusahan.

Juni kembali ke desa dan bilang ke warga untuk mengikutinya dan mengambil air sesuai kebutuhan. Mendengar kabar itu warga, petani, dan peternak sangat senang. Semua warga mengikuti Juni dengan penuh harapan bahwa akan mendapatkan air bersih.

Setelah sampai di hutan mereka terkejut bahwa setelah sekian lama tidak ada air, kini mereka bisa mendapatkan air bersih. Pohon desa menjadi subur dan ternak juga terawat, tidak sakit karena ada makanan. Ini berkat Juni dan Nike. Esok harinya Juni dan Nike masih bingung karena dari mana asal air itu.

Esok harinya Juni dan Nike masih bingung karena dari mana asal air itu.
Dan mereka memutuskan untuk mencari tahu asal dari mana air itu berasal.

Mereka melakukan perjalanan ke sungai yang kemarin untuk mencari tahu. Dalam perjalanan mereka bertemu sang petapa. Sang petapa itu melihat mereka dan bertanya,
“Mau apa kalian kesini?” tanya sang petapa.

Juni dan Nike menjawab, “Kami mau mencari tahu asal mata air sungai yang tidak jauh dari sini.”

Sang petapa berkata bahwa mata air sungai itu terdapat dewi penjaga yang bernama Dewi Riri. Dewi Riri adalah penjaga sungai di hutan ini. Juni dan Nike terkejut karena mereka baru mengetahui informasi tersebut. Setelah mengetahui itu mereka pun berterima kasih kepada sang petapa lalu mereka jalan menuju desa dengan penuh rasa syukur.

Setelah sampai Juni dan Nike melihat semua warga sangat berbahagia karena sudah tidak kesulitan mendapatkan air bersih, dan juga tidak ada hewan yang kelaparan ataupun sakit.

Juni dan Nike bercerita bersama-sama tentang pengalaman yang mengagumkan ini.
Musim kemarau ini sudah berakhir. Ini semua berkat Juni dan Nike yang sudah menemukan mata air.

Tags: