Oleh: Arya Bagus Murdianto

Arsaka adalah murid kelas 6 SD yang cerdas. Ia juga pintar berhitung dan suka berolahraga. Tetapi ada satu kebiasaan buruk yang dimilikinya dan sering menjadi masalah, yaitu bangun kesiangan.

Setiap pagi, jam weker di kamarnya selalu berbunyi, “Kring… kring!”

Namun, Arsaka hanya mengeluh, “Hmm… lima menit lagi deh.” Akibatnya, ia sering terlambat ke sekolah.

Karena itu, Arsaka kerap terburu-buru. Kadang sepatunya tidak dipakai dengan benar, kadang juga tidak membawa buku. Pernah suatu kali, ia sampai di gerbang sekolah ketika pintunya hampir ditutup oleh satpam.

“Wah, Arsaka… kesiangan lagi ya?” kata Pak Satpam sambil tersenyum. Arsaka hanya bisa tersenyum malu.

Suatu hari, gurunya berkata, “Anak-anak, disiplin itu penting. Kalau kita disiplin, hidup lebih teratur. Tidak ada yang terlambat, tidak ada yang terburu-buru.”

Kata-kata itu membuat Arsaka terdiam. Ia sadar, walau sulit untuk langsung berubah, ia akan berusaha agar tidak terus-menerus kerepotan.

Malam harinya, Arsaka punya ide. Ia meletakkan jam wekernya jauh dari tempat tidur. “Besok kalau bunyi, aku harus bangun. Tidak boleh malas!” tekadnya.

Keesokan paginya, “Kring! Kring!” Jam weker berbunyi sangat keras. Karena letaknya jauh, Arsaka terpaksa bangun walaupun masih malas. Namun, ternyata tubuhnya menjadi segar. Ia bisa mandi, sarapan, dan menyiapkan buku dengan tenang.

Hari-hari berikutnya, Arsaka mulai terbiasa bangun pagi. Ia bahkan dapat membantu adiknya menyiapkan tas sekolah. Sejak saat itu, Arsaka belajar untuk lebih disiplin. Walaupun awalnya terasa sulit, lama-kelamaan menjadi kebiasaan yang mudah dijalani.