Oleh: Siti Nur Hasanah (Kelas VI 2025/2026)


Suatu hari ada seorang gadis bernama Meri. Dia adalah gadis pemalu.

Esok paginya, Meri berjalan-jalan ke suatu desa yang sangat kumuh. Desa itu sangat kotor, seperti hutan rimba. Banyak pohon-pohon besar tumbuh di sana. Ketika sampai di desa itu, Meri bertemu seorang laki-laki bernama Verdi.

Verdi menyapa, “Hai, selamat datang di desa kami.”
Meri pun menjawab, “Apakah ini desamu? Desa ini sangat kumuh dan kotor.”

Verdi berkata, “Iya, karena desa kami ini adalah bekas penjajahan.”
Meri pun cemberut mendengar jawaban itu. “Maaf ya Verdi, aku mengejek desamu.”
Verdi tersenyum dan berkata, “Tidak apa-apa kok. Banyak orang yang juga mengejek desa ini.”

Meri merasa bersalah hingga ia menangis.

Keesokan paginya, Meri membawa barang-barang untuk membersihkan desa itu. Ia pun memanggil Verdi.
“Tok tok tok!” Meri mengetuk pintu.
Dari dalam rumah, Verdi berteriak, “Ya, sabar Meri. Aku sedang berganti baju.”
Meri menjawab, “Baiklah, aku tunggu di luar.”

Tidak lama kemudian, Verdi keluar dan bertanya, “Ada apa, Meri?”
Meri menjawab, “Ayo kita bersihkan desamu!”
Verdi semangat, “Ayo, Meri!”

Mereka pun mulai bekerja. Verdi mengambil peralatan untuk membersihkan desa, menebang pohon-pohon besar, sementara Meri membuang sampah dan mencabut rumput liar. Setelah selesai menebang, Verdi berkata, “Daripada kayu ini dibuang, lebih baik kita gunakan untuk membangun rumah agar desa semakin ramai.”

Mereka pun senang bekerja sama. Meri juga membantu dengan menyiapkan makanan. Ia pergi membeli bahan makanan, lalu kembali ke desa untuk memasak. Makanan buatan Meri terasa sangat lezat. Setelah makan bersama, mereka kembali bekerja.

Sore hari, mereka pulang ke rumah masing-masing dengan hati gembira.

Keesokan harinya, desa Verdi mulai ramai didatangi banyak pengunjung yang melihat desa Verdi yang dulu kumuh, sekarang semakin indah dan banyak perubahan.