Oleh: Kanaya Maharani
Hari ini hari di mana semua siswa dan siswi melakukan MPLS di sekolah baru mereka. Natha adalah peserta MPLS Sekolah Menengah Pertama Arlangga. Namun, ia berpikir mungkin tidak akan mendapatkan teman baru.
Lana, peserta MPLS lain, menemukan Natha yang sedang duduk di tengah lapangan sendirian. Kemudian, ia mengajak Natha untuk berkenalan dan berteman. Di hari kedua MPLS, Natha dan Lana bertemu Naren dan Arga yang juga merupakan peserta MPLS. Mereka berempat akhirnya berteman.
Di hari terakhir MPLS, mereka tampak panik karena berpikir tidak akan satu kelas. Namun, OSIS mulai membagi kelas dan membacakan nama para peserta MPLS. Stella, salah satu anggota OSIS sekaligus pembimbing, membacakan nama peserta. Ternyata, Natha, Lana, Naren, dan Arga berada di kelas yang sama. Mereka tampak senang dan gembira.
Hari kedua sekolah, kelas mereka sudah mendapatkan wali kelas yang akan membimbing mereka dan teman-teman sekelasnya. Wali kelas mereka bernama Bu Nina. Ia adalah seorang guru yang sudah lama mengajar di sekolah tersebut. Bu Nina dikenal sangat baik dan cantik. Walaupun sudah lama mengajar, Bu Nina masih awet muda.
Di jam pelajaran pertama, Bu Nina menyuruh anak-anak berdiri di depan kelas secara urut dan mulai memilih nama teman-teman mereka. Nama yang paling banyak dipilih adalah Naren, sehingga ia terpilih menjadi ketua kelas. Semua teman, termasuk Naren, Arga, Natha, dan Lana tampak senang.
Sudah satu bulan mereka berempat berteman. Tepat satu bulan lebih, mereka bersekolah bersama. Suatu hari, mereka mengikuti acara perkemahan di lapangan dekat sekolah. Acara perkemahan itu diikuti oleh seluruh siswa kelas VII (7).
Mereka berempat bersama teman sekelasnya mendapatkan juara 1 lomba pionering. Setelah itu, mereka juga mengikuti lomba memasak, namun tidak mendapat juara. Meskipun begitu, mereka tetap senang karena semua melakukan kegiatan bersama.
Beberapa bulan kemudian, mereka semua melaksanakan pentas seni untuk kelas 9.
